Dasar - Dasar Kepemimpinan

5:48:00 PM di 5:48:00 PM

Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan seseorang sehingga ia memperoleh rasa hormat (respect), pengakuan (recognition), kepercayaan (trust), ketaatan (obedience), dan kesetiaan (loyalty) untuk memimpin kelompoknya dalam kehidupan bersama menuju cita-cita.

Dalam Islam karena kepemimpinan erat kaitannya dengan pencapaian cita-cita maka kepemimpinan itu harus ada dalam tangan seorang pemimpin yang beriman.

Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 28 :

“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).”

Untuk dapat menghasilkan pemimpin yang dapat memikul amanah yang dipercayakan kepadanya, menurut Imam Al-Mawardi dalam kitabnya, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, diperlukan seseorang yang kokoh iman dan takwanya, mulia akhlaknya, mampu bersikap adil dan jujur, berilmu dan cerdas (fathonah), berkompeten, konsekuen memikul tanggung jawab (amanah), sehat jasmani dan rohani, memiliki keberanian menegakkan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar. Syarat terakhir yaitu keberanian karena tanpa keberanian, segala sifat-sifat terdahulu tidak akan dapat dijalankan secara efektif.

Tentang hadits yang terkait dengan kepemimpinan, Rasulullah SAW pernah bersabda : “Orang yang bakal paling dikasihi oleh Allah dan yang paling dekat di sisi-Nya kelak pada hari berhisab ialah pemimpin yang adil, dan orang yang bakal paling dibenci Allah pada hari berhisab dan bakal menerima siksa azab yang sangat pedih adalah para pemimpin yang dzalim.” (HR Tirmidzi).

Di lain hadits, Rasulullah SAW memperingatkan bahwa “Barangsiapa yang pernah memimpin lebih dari sepuluh orang kelak akan dibawa pada hari berhisab dengan kaki tangannya terbelenggu dan hanya keadilan yang pernah diamalkannya sajalah yang dapat melonggarkan rantai belenggu tadi, sedang kedzaliman yang pernah dibuatnya kelak akan membawanya kepada kehancuran.” (HR Darimi).

0 komentar:

Posting Komentar