oleh : Yuniar K
mari saudaraku ... Sebentar saja .. kita tatap kereta dakwah kita.
amati tiap - tiap gerbong dakwah kita ... sudahkah terisi ...
sudahkah calon penumpang yang menunggu di stasiun dakwah memasuki gerbong dakwah kita ... coba antum hitung, berapa jumlah penumpang yang sudah duduk dengan nyaman di tiap sudut kursi dakwah yang kita sediakan. apakah antum mengamati bahwa diantara mereka ada yang masih kepanasan akibat AC ukhuwah yang rusak, atau merasa tidak nyaman akibat pelayanan kita yang kurang memuaskan. coba amati lagi.. berapa jumlah penumpang yang menikmati sejuknya gerbong dakwah ini. sudah puaskah kita. atau kita dengan santainya menatap banyaak sekali penumpang yang turun di tiap pemberhentian stasiun. Lalu ... kita hanya bisa menatap atau kita diam saja pura - pura tak tahu bahkan sibuk menikmati kursi yang sudah terlalu nyaman bagi kita, hingga kita pun terlelap.
coba antum amati lagi saudaraku ..
masinis yang mengemudikan kereta dakwah kita. mereka adalah mas - mas dan mbak - mbak kita. lihatlah mereka harus turun di stasiun pemberhentian ini. tidak!!! mereka tidak lari dari gerbong dakwah ini, kalau antum tahu akhi, mereka harus mengemudikan bahkan menjadi penumpang di kereta dakwah selanjutnya. mereka harus mencari penumpang yang lain yang ternyata di luar sana masih banyak calon penumpang yang belum menikmati gerbong dakwah kita.
lalu ... coba dengarkan teriakkan salah satu penumpang yang duduk diantara ruas kursi di gerbong dakwah ini, " Akhi!!! ukhti !!! lihatlah kereta kita tidak lagi punya masinis!!!! padahal perjalanan kita masih panjang!!!! adakah diantara kita yang siap jadi masinis!!!!"
ahhh... semuanya diam saja saudaraku ... tak ada yang menyahut bahkan masih ada di salah satu kursi di sudut gerbong kita yang tetap terlelap menikmati empuknya kursi di gerbong dakwah ini. bahkan terdengar keributan di kursi bagian belakang. " antum saja akh!!! antum kan sudah mampu ... ", " nggak antum aja ane harus membetulkan tempat duduk ane ... ". ya saling menunjuk dan melempar tanggung jawab.
Jangan Sampai saudaraku ....
jangan sampai hal ini terjadi pada gerbong dakwah kita. kitalah masinis itu. kitalah yang akan mengemudikan kereta dakwah ini.
sudahlah ... tak perlu lagi saling menunjuk dan melempar tanggung jawab. coba tengok kejendela... ternyata masih banyak saudara - saudara kita yang belum sempat menikmati sejuknya gerbong dakwah kita dan empuknya kursi kita.
sadarlah saudaraku... kitalah masinis itu.
Renungan Sejenak ( untukmu angkatan 2005 - 2006 )
6:28:00 PM di 6:28:00 PMThis entry was posted on 6:28:00 PM . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar