Tak perlu judul

6:54:00 AM di 6:54:00 AM

TAK PERLU JUDUL

Manusia masih dikatakan manusia kalau masih terdapat dua unsur yaitu jasad dan ruh. Kalu salah satunya hilang maka kalau ga’ jadi mayit ya jadi ruh. Dan satu hal lagi yang kudu kite catet. Bahwa yang akan meneruskan perjalanan nanti itu ruhnya, bukan jasad.
Islam itu ibarat manusia (sebenarnya memang fitrah manusia itu Islam). Iman itu ruhnya dan Ibadah itu jasadnya. Belum dikatakan islam kalau tidak punya ruh atau jasad. Akan percuma jasad kalau tanpa ruh, dan ruh saja tidak akan bisa apa-apa. Percuma kalau ibadah tanpa iman, dan amat disayangkan beriman tapi tidak beribadah. Yang membedakan kita dengan yang lain bahwa kita beribadah dengan iman, percuma kalau berbuat baik setiap hari, sholat terus maksiat jalan mungkin akibat ibadah yang tanpa ruh. Begitupun ketika beriman tapi ga’ beribadah, kalau kita ga punya jasad maka ruhnya ga’ bisa terbukti. Islam adalah cara pandang, cara gerak dan aplikasi tindakan. Islam bukan hanya wacana atau bahan diskusi yang tersembunyi di puncak menara gading intelektual. Islam adalah perbuatan nyata dengan ruh menjiwa. Jasad dan ruh harus bergandengan, dan nanti bila waktunya ruh yang akan melanjutkan perjalanan.
Misalkan Haji. Ruhnya haji itu persamaan manusia dihadapan Allah, persaudaraan universal tanpa nasionalisme, egaliter manusia dihadapan Allah. Kalau Ka’bah sarang lebah dan manusia dari seluruh penjuru mata angin jadi lebah-lebahnya. Cara membuktikan haji yaitu dengan pulang membawa madu-madu kehidupan. Maksudnya cara berfikir, tindakan dan tutur kata ibarat madu manis yang penuh manfaat. Kalau tidak dapat disinyalir yang haji baru jasadnya. Seorang haji selayaknya memperjuangkan nilai-nilai persaudaraan universal, demokrasi egaliter, persatuan umat, keadilan, pendidikan murah dan merata, kesejahteraan. Pokoknya yang manis-manislah.
Itu haji, puncak manifestasi dari kemampuan ber Islam. Sebenarnya sebelumnya atau intinya sudah diajarkan mulai dari makna syahadat. Meminjam kata-kata Sayyid Qutb, “Jadilah seorang islam” Ini saja telah cukup mendorongmu berjuang melawan segala bentuk ketidakadilan social dengan satu perjuangan yang dilakukan terus terang, penuh semangat, penuh dorongan. Jika kamu tidak melakukan hal ini, maka cobalah periksa hatimu. Mungkin hati telah tertipu tentang hakikat keimanan. Kalau tidajk mengapa kamu menjadi demikian teganya untuk tidak berjuang melawan pencaplokkan hak.
Jangan jadi syetan berwujud manusia saudaraku. Syetan dapat membaca Al-quran dan tahu benar eksistensi Allah, tapi mereka tak punya ruh atau iman. Maka durhakalah dan terlaknatlah. Mari bersama-sama terus belajar memahami Islam ini. Akupun sedang menguatkan jasad dan ruh ini ditengah hidup yang penuh kepalsuan. Wallahu a’lam bish shawab.



Saeful Agus Rahmat
Kadept. Humas Media KIFS
Ngaji, Diskusi, dan Lawan…….!!!

2 komentar:

kifs_progresif mengatakan...

sepakat akh, manusia dikatakan manusia kalo ada dua unsur ( katenye ) jasad dan ruh. tapi akh, kayaknya butuh tambahan deh ( emang ada yang kurang ya he .. he.. ). manusia dikatakan manusia kalo punya empat unsur, yang pertama dan kedua jasad ame ruh ( ane sepakat tuh ma antum akh ipung ). truz yang selanjutnya menurut firman Alloh swt dalam surat Al_an'am adalah akal dan nafsu. ( emang iya - ya ??? he...).
gimana akh... tetap Ngaji !!!
tetap diskusi !!!
dan ...tetap lawan !!!
Istiqomah di Jalan Alloh !!!
Allohu akbar !!!!

kifs_progresif mengatakan...

akal nafsu itu jasadiyah...ga di bawa saat mati..

Posting Komentar