Gaza – Infopalestina: Pesawat-pesawat tempur Zionis Israel terus melakukan bombardir ke Jalur Gaza. Rudal-rudalIsrael menghancurkan rumah-rumah warga, gedung pemerintah, masjid-masjid dan fasilitas umum lainnya. Memasuki hari keenam, Kamis (01/01/09), jumlah korban meninggal mencapai lebih 420-an syuhada dan 2100-an terluka, sedang 300-an lainnya dalam kondisi kritis.
Pembantaian terganas yang dilakukan pesawat tempur Israel pada
hari Kamis kemarin adalah serangan ke rumah pemimpin Hamas Dr. Nazar Rayyan di Jabaliya, wilayah utara Jalur Gaza, yang merupakan kawasan padat penduduk.
Jumlah korban meninggal dalam aksi ini mencapai 16 orang syuhada. Di antaranya adalah 4 istri korban dan 9 anak laki-laki dan perempuan korban.
Dalam serangan udara lain, rudal Israel mengantam rumah petinggi Hamas lainnya, Muhammad Ilyan, di kamp pengungsi Nusairat. Serangan juga terjadi pada rumah Nabiel Abu Umarain, salah seorang kader Hamas. Israel juga menggempur pos latihan Brigade al Qassam di timur kota Rafah. Belum ada laporan adanya korban hingga sekarang.
Pesawat-pesawat tempur Zionis Israel melakukan serangan secara massif yang difokuskan pada sepanjang perbatasan di Beit Hanun ke utara dan kampung al Tufah serta Jabaliya di timur laut Jalur Gaza. Serangan ini dilakukan Israel sebagai pendahuluan pergerakan tank-tank tempur Israel untuk memulai gempuran dari darat.
Menteri Kesehatan Palestina Dr. Baseem Naeem sebelumnya telah menegaskan bahwa korban pembantaian terbuka yang dilakukan Zionis Israel di Jalur Gaza sejak hari Sabtu (27/12), terus bertambah banyak. Terlebih ada ratusan korban luka yang dalam kondisi kritis dan puluhan lainnya masih di bawah puing-puing reruntuhan.
Naeen menegaskan persediaan obat-obatan dan kebutuhan medis lainnya sangat kurang untuk menghadapi kondisi darurat ini. Dia mengungakapkan ada 105 jenis obat-obatan utama yang stoknya nol, 225 kebutuhan medis lainnya stoknya juga nol. Sementara itu 93 bahan khusus laboratoriam stoknya juga nol.
Naeem mengatakan 50% mobil ambulan tidak bisa beroperasi karena tidak ada gas dan bahan bakar akibat blockade. Saat ini juga sangat dibutuhkan pembangkit listrik. Naeem menegaskan semua itu sudah terjadi sejak sebelum pembantaian yang dimulai Israel Sabtu lalu dan akibat blockade Israel. Dia mengatakan, “Agresi terjadi di tengah-tengah sikap diam Arab yang membunuh dan persekongkolan dunia.”
Dia menyatakan pasukan penjajah Zionis Israel tidak hanya menggempur isntitusi-institusi dan gedung-gedung namun mulai mengempur fasilitas-fasilits sipil dan rumah-rumah warga. Ada puluhan peringatan untuk mengosongkan rumah dan ancaman kepada para penghuninya akan dihancurkan di atas kepala mereka. Dia meminta pengiriman tim medis Arab dan rumah sakit-rumah sakit lapangan untuk membantu pengobatan korban luka di saat-saat korban tiba. Dia mengimbau Negara-negara Arab untuk mengirim obat-obatan dan kebutuhan medis secepatnya dan mengganti kekurangan mobil ambulan dengan mengirim mobil ambulan yang siap beroperasi.
Pihak Mesir sendiri tetap menolak membuka pintu gerbang Rafah untuk pengiriman obat-obatan, peralatan medis serta tim medisnya ke Jalur Gaza. Mesir hanya mengizinkan pengiriman korban ke gerbang Rafah untuk kemudian diangkut ke Mesir atau Negara Arab lainnya.
Mengenai pengiriman korban luka melalui gerbag Rafah ke Mesir, Naeem mengatakan, “Ada kesulitan membawa korban ke luar Jalur Gaza. Padahal ada banyak korban luka yang sangat serius. Apapun upaya membawa korban dengan tidak aman justru membuat hidup mereka terancam bahaya. Kami masih ingat meninggalnya 6 korban luka di Arisy terakhir.”
Dia mengatakan, “Kami siap membawa korban luka kapan kondisi mereka stabil.” Dia menegaskan bahwa pemerintah Haniyah sudah meminta mobil ambulan Mesir masuk ke Gaza untuk mengevakuasi korban namun mereka menolak dengan alasan politik. Naeem mengatakan, “Siapa yang ingin membantu rakyat Palestina dalam ujian ini maka harus memudahkan sampainya tim dokter dan rumah sakit lapangan masuk secepatnya pada saat-saat sulit di Jalur Gaza.”
Menurutnya, sudah ada ratusan dokter Arab yang menunjukkan kesiapan mereka untuk masuk ke Jalur Gaza. Sebagian mereka sudah bermalam di sisi perbatasan Mesir dari gerbang Rafah berharap bisa masuk. Namun otoritas Mesir menahan mereka.
Dia menambahkan, bahkan tim medis dari departemen kesehatan Palestina sudah berada di sisi Jalur Gaza dari gerbang Rfah sejak pagi untuk menerima bantuan medis Arab, namun otoritas Mesir tidak mengizinkan mereka masuk hingga saat ini.
Naeen mengucapkan terima kasih kepada Negara-negara yang sudah membantu seperti Qatar, Arab Saudi dan Libia. Namun pihaknya kembali meminta Mesir mempermudah masuknya bantuan ini dan membuka gerbang untuk masuk tim tim medis ke Jalur Gaza. (seto)
Hari Keenam Pembantaian Gaza, 420 Gugur dan 2100 Terluka
3:09:00 AM di 3:09:00 AMThis entry was posted on 3:09:00 AM and is filed under berita palestina . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar